1.1.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara dalam Karya

 

1.1.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara dalam Karya


Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta menuangkan pemahamannya atas pemikiran KHD dalam konteks perannya sebagai guru dan interaksinya dengan siswa dan warga sekolah.


Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Anda akan membuat sebuah karya (video pendek, komik, lagu, puisi, poster, infografis dll) sebagai bentuk konkret pemahaman Anda terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara.  Karya Anda menjadi sebuah demonstrasi pemahaman Anda tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara sesuai dengan konteks kelas dan sekolah asal Anda.


Sebagai gambaran, metafora atau perlambang dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk memahami sebuah konsep yang rumit. Filosofi KHD mengenai asas Tri-Kon dapat dilambangkan sebagai sistem tata surya, di mana murid digambarkan sebagai planet yang mengorbiti matahari (simbol nilai kemanusiaan) dalam garisnya masing-masing. Setiap planet berevolusi dengan kecepatan yang berbeda-beda, namun tak pernah berhenti bergerak (Syahril, 2018).  Selain metafora, cara lain untuk mengabadikan pemahaman dan pengalaman belajar kita adalah dengan karya seni. Jadi, mengapa kita tidak menciptakan sesuatu yang menarik mengenai filosofi pendidikan KHD? Membuat lagu, puisi, gambar, poster metafora, atau karya apapun tentu akan menyenangkan.

Instruksi Penugasan
  1. Buatlah satu karya teks atau verbal atau visual (video pendek/komik/lagu/puisi/poster/infografis) untuk menggambarkan pengetahuan dan pemahaman Anda mengenai pemikiran filosofis KHD dalam konteks Anda sebagai guru, interaksi dengan murid dan warga sekolah.
  2. Karya itu merupakan sebuah perumpamaan yang Anda gunakan sebagai wujud kontekstual pemahaman Anda terhadap pemikiran-pemikiran KHD.

Assalamualaikum wr.wb

Perkenalkan nama saya rinda sri munyi

Saya Calon guru penggerak angkatan 4 Kab, kerinci

Guru bergerak Indonesia maju

Salam guru penggerak.d

Pada kesempatan kalai ini saya akan menyajikan tugas saya sebagai calon guru penggerak yaitu

1.1.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara dalam KaryaPenugasan

 menggambarkan pengetahuan dan pemahaman Anda mengenai pemikiran filosofis KHD dalam konteks Anda sebagai guru, interaksi dengan murid dan warga sekolah.

1. Intisari pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan.

Pendidikan itu bukan untuk merubah kodrat manusia, namun pendidikan itu lebih kepada membantu peserta didik untuk memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri. Pendidikan itu dianalogikan sebagai petani yang akan menanam bibit. Sebagus apapun bibit yang dimiliki tanpa dilakukan perawatan, pemeliharaan yang maksimal maka tidak akan bisa menghasilkan tanaman yang berkualitas. Begitupun sebaliknya walaupun berasal dari bibit yang kurang bagus namun kalau diberikan perawatan maka akan bisa menghasilkan tanaman yang berkualitas.

Kemerdekaan yang dimaksud Ki Hajar Dewantara dalam belajar adalah pembelajaran yang berpusat pada murid. Murid bukanlah obyek dari pembelajaran tetapi menjadi subyek. Artinya, pembelajaran harus didesain berdasarkan kebutuhan, karakteristik, kodrat dan potensi anak-anak. Pembelajaran memberikan kesempatan yang lebih untuk murid dapat mengeksplorasi diri, mengembangkan diri, menciptakan sesuatu, berkolaborasi, berdiskusi, memecahkan masalah namun dengan cara-cara yang menyenangkan. Setiap murid/anak harus merasa merdeka dan bahgia Ketika mengikuti proses pembelajaran tertentu.

     Kemerdekaan belajar dalam pengaplikasiannya hendaknya mengintegrasikan kebudayaan lokal  atau kearifan budaya sehingga anak menjadi pebelajar yang berbudaya dan siap hidup di masyarakat.

 

1.    Hal-hal yang positif berdasarkan pemikiran KHD, yang berkaitan dengan budaya di daerah

1.    Menuntun:  

Dalam konteks budaya daerah nampak pada “momong” dimana yang tua menuntun yang lebih muda sebelum mencapai fase mandiri, menuntun rasa ingin tahu anak, motivasi anak, melatih anak menajadi berani dan menumbuhkan rasa tanggung jawab, menanamkan sikap religius pada anak. Menuntun anak selamat dan bahagia sebagai manusia, Menuntun kekuatan kodrat anak memperbaiki laku hidup dan tumbuhnya.


2.    Kodrat anak

a.     Merdeka

1)    Anak bebas berpendapat dan berekspresi

2)    Anak harus merasa senang saat belajar

3)    Anak harus terpenuhi haknya sebagai pembelajar

b.     Bermain

bermain adalah kodrat anak, bermain mengandung pembelajaran (cipta, rasa, karsa, pekerti).

Digambarkan dalam permainan lompat tali, engklek, petak umpet, main galah (gobak sodor), patok lele, congklak dan gobak sodor.

3.    Berpihak pada anak

Berpihak pada anak: berhamba pada anak (berpusat pada murid) bebas dari segala ikatan dan niat suci dengan rasa kasih sayang kepada anak. Berupa pengayoman terhadap anak dengan kasih sayang.

a.     mendengarkan aspirasi anak

b.     menggunakan metode/strategi pengajaran sesuai tingkat kemampuan anak (pembelajaran defferensial)

c.     mengetahui dan mencari solusi terhadap permasalahan anak

d.     membimbing anak sesuai bakat dan minatnya

e.     setiap akan mengambil keputusan selalu mempertimbangkan kondisi sosial dan materi peserta didik.

4.    anak bukan tabula rasa

a.     Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak dan sosio-kultural/budaya, seperti alam takambang jadikan guru, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.

b.     Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak, seperti mengarahkan karakter anak, membantu anak berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman

 

5.    Budi  Pekerti

Budi pekerti: watak/karakter bersatunya pikiran, perasaan dan kehendak/kemauan sehingga timbul tenaga/semangat. Cipta, rasa, karsa (budi) + tenaga (pekerti)  membentuk keselarasan/keseimbangan hidup

Sebagai contoh budaya yang diterapkan di sekolah adalah konsep 5S, menyapa guru dan memberi salam, (sebelum pandemi disertai mencium tangan) ketika bertemu dimanapun tempat. Hal itu sudah membudaya dan berjalan sampai saat ini.

6.    Petani:

Menyiapkan bibit serta lahan, merawat, mengolah dan menuntun tumbuhnya, memperbaiki kondisi tanah, memelihara, memberi pupuk yang terbaik dan membasmi ulat/hama. Hal tersebut tentunya tidak aneh untuk negara yang berkultur agraris seperti Indonesia

2.    Hal-hal positif pemikiran KHD yang dapat diterapkan di kelas/sekolah

a.     Menunjukan pribadi guru sebagai tauladan, mengkonkritkan slogan Ing Ngarso

Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut  Wuri Handayani.

b. menuntun rasa ingin tahu anak, motivasi anak, melatih anak menajadi berani dan menumbuhkan rasa tanggung jawab  

c. Mengucapkan salam dan mencium tangan guru (sebelum pandemi) ketika bertemu dengan guru dan orang yang lebih tua

d.   Melatih pendidikan sosial dan karakter anak yang dimulai dari dalam keluarga dan berkaitan dengan pembentukan karakter anak di sekolah.

e.   Mengembangkan pribadi pendidik dan peserta didik melalui pembiasaan di sekolah.

f. siswa mampu mandiri dalam melaksanakan tugasnya


Komentar

Postingan Populer

1.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Forum Komunikasi Fasilitator dan Peserta Modul 3.2

3.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Forum Kelompok