Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking), 3.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran
Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah
(Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based
Thingking)
Sebelum mempelajari tentang Pendekatan
Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan Berbasis
Aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking) silahkan menyimak tayangan Video
berikut.
Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based
Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang
mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala
sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa
mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang
ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang
yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat
menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.
Pendekatan berbasis aset (Asset-Based
Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr.
Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif
untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan
dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan
sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang
bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
Perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan
dengan pendekatan berbasis aset dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Berbasis pada kekurangan/masalah/hambatan |
Berbasis pada aset |
Fokus
pada masalah dan isu |
Fokus
pada aset dan kekuatan |
Berkutat
pada masalah utama |
Membayangkan
masa depan |
Mengidentifikasi
kebutuhan dan kekurangan – selalu bertanya apa yang kurang? |
Berpikir
tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan
tersebut. |
Fokus
mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain |
Mengorganisasikan
kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan) |
Merancang
program atau proyek untuk menyelesaikan masalah |
Merancang
sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan |
Mengatur
kelompok yang dapat melaksanakan proyek |
Melaksanakan
rencana aksi yang sudah diprogramkan |
Studi Kasus 1
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak silakan menyimak video berikut ini
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, setelah Anda menonton dan
menyimak video yang menunjukkan suasana rapat guru dan kepala sekolah
yang berbasis masalah/kekurangan dengan berbasis aset, jawablah
pertanyaan berikut.
Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antar guru atau dengan kepala sekolah, biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa yang menjadi kekurangan sekolah selama ini? Atau membahas soal kekuatan yang dimiliki oleh sekolah?
Selama kita berada di sekolah, apabila kita
mendiskusikan seorang murid bersama sesama rekan guru lainnya atau Kepala
Sekolah, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan atau kenakalan dari murid
kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid kita?
-------------
Dalam forum rapat sekolah, kita membuat rencana kegiatan terlebih dahulu, yang didalamnya membahas tentang teknis dan pelaksanaannya. Apabila dalam penyelenggaraannya terdapat kekurangan finansial maupun sumber daya lain, kita menggali aset yang ada disekolah agar dapat digunakan/manfaatkan sebaik mungkin untuk kelancaran kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dalam rapat kita membahas keduanya. Baik kebaikan maupun kekurangan. Keduanya digali sebagai laporan masing-masing guru kelas/mapel dalam musyawarah bersama kepala sekolah. Dalam hal kebaikan merupakan sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran dalam mengarahkan sikap siswa baik di kelas maupun di luar kelas, sedangkan ketika membahas kekurangan/kenakalan siswa sebagai evaluasi untuk perbaikan pembelajaran ke depannya.
Komentar